Bahaya Merkuri


A.     Definisi Merkuri
Merkuri dilambangkan dengan Hg, akronim dari Hydragyrum yang berarti perak cair. Merkuri merupakan salah satu unsur logam yang terletak pada golongan II B pada sistem periodik, dengan nomor atom 80 dan nomor massa 200.59. 
Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu - batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Umumnya kadar dalam tanah, air dan udara relatif rendah. Berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini, misalnya aktivitas penambangan yang dapat menghasilkan merkuri sebanyak 10.000 ton / tahun. Pekerja yang mengalami pemaparan terus menerus terhadap kadar 0,05 Hg mg/m3 udara menunjukkan gejala nonspesifik berupa neurastenia, sedangkan pada kadar 0,1 – 0,2 mg/m3 menyebabkan tremor. Dosis fatal garam merkuri adalah 1 gr.
Logam merkuri yang dihasilkan digunakan dalam sintesa senyawa senyawa anorganik dan organik yang mengandung merkuri. Dalam kehidupan sehari-hari, merkuri berada dalam tiga bentuk dasar, yaitu:
1. Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium klorida.
2. Merkuri inorganik: dalam bentuk Hg++ (Mercuric) dan Hg+ (Mercurous) Misalnya:
- Merkuri klorida (HgCl2) termasuk bentuk Hg inorganik yang sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai desinfektan
- Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething powder dan laksansia (calomel)
- Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.
3. Merkuri organik: terdapat dalam beberapa bentuk, a.l. :
- Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk alkil rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan. Misalnya memakan ikan yang tercemar zat tersebut dapat menyebabkan gangguan neurologis dan kongenital.
- Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai antiseptik dan fungisida.

B.      Sifat-sifat Merkuri
Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur yang berbentuk cair dalam suhu kamar, yaitu cesium, fransium, galium, dan brom serta sifatnya mudah menguap. Sifat lainnya adalah, Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25°C), dan titik bekunya paling rendah (-39°C). Selain itu merkuri mempunyai kecenderungan untuk menguap yang lebih besar, karena ia reaktif dengan suhu tinggi.
Merkuri juga mudah bercampur dengan logam-logam lain dan menjadi logam campuran (Amalgam/Alloy). Di samping itu, merkuri adalah konduktor yang baik, karena dapat mengalirkan arus listrik dengan baik baik tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah.
Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.
Merkuri memiliki densitas yang tinggi, sehingga apabila benda-benda padat dan berat seperti bola biliar akan menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa, meski hanya dengan 20 persen volumenya yang terendam.
Di antara berbagai macam logam berat yang ada, merkuri dan turunannya disebut sebagai bahan pencemar paling berbahaya. Semua senyawa Hg bersifat toksik untuk makhluk hidup bila memajan makhluk hidup dalam jumlah yang cukup dan dalam waktu yang lama. Senyawa Hg akan tersimpan dan terakumulasi secara permanen di dalam tubuh, yaitu terjadi inhibisi enzym dan kerusakan sel sehingga kerusakan tubuh dapat terjadi secara permanen.
Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.
Toksisitas merkuri berbeda sesuai bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik bersifat toksik pada ginjal, sedangkan merkuri organik seperti metil merkuri bersifat toksis pada sistim syaraf pusat.
Merkuri metalik dikenal juga dengan istilah merkuri unsur (mercury element), merupakan bentuk logam dari merkuri. logam ini berwarna perak. Jenis merkuri ini digunakan pada alat-alat laboratorium seperti termometer raksa, termostat, spignometer, barometer dan lainya. Secara umum logam merkuri memiliki karakteristik sebagai berikut:
·         Berwujud cair pada suhu kamar (250C) dengan titik beku (-390C)
·         Merupakan logam yang paling mudah menguap
·         Memiliki tahanan listrik yang sangat rendah sehingga digunakan sebagai penghantar listrik yang baik
·         Dapat membentuk alloy dengan logam lain (disebut juga dengan amalgam)
Merkuri metalik digunakan secara luas dalam industri, diantaranya sebagai katoda dalam elektrolisis natrium klorida untuk menghasilkan soda kautik (NaOH) dan gas klorin. Logam ini juga digunakan proses ektraksi logam mulia, terutama ekstraksi emas dari bijihnya digunakan juga sebagai katalis dalam industri kimia serta sebagai zat anti kusam dalam cat.
Merkuri metalik dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan. Termometer merkuri yang pecah merupakan salah satu contohnya. Ketika termometer pecah, sebagian dari merkuri menguap ke udara. Merkuri metalik tersebut dapat terhirup oleh manusia yang berada di dekatnya.
Delapan puluh persen  (80%) dari merkuri uap  yang terhirup, diabsorbsi oleh alveoli paru-paru. Merkuri metalik ini masuk dalam sistem peredaran darah manusia dan dengan bantuan hidrogen peroksidase merkuri metalik akan dikonversi menjadi merkuri anorganik.
Penggunaan merkuri metalik yang lain dan paling umum adalah pada amalgam gigi. Amalgam gigi mengandung 50 % unsur merkuri, 35 % perak, 9 % timah 6 % tembaga dan seng.  Amalgam  ini digunakan sebagai penambal gigi berlobang.
Tambalan amalgam melepaskan partikel mikroskopik dan uap merkuri. Kegiatan mengunyah dan  meminum makanan dan minuman yang panas menaikan frekuensi lepasnya tambalan gigi. Uap merkuri tersebut akan di serap oleh akar gigi, selaput lendir dari mulut dan gusi, dan ditelan, lalu sampai ke kerongkongan dan saluran cerna.
Merkuri metalik dalam saluran gastrointestinal akan dikonversi menjadi merkuri sulfida dan diekskresikan melalui feces. Para peneliti dari University Of Calgari melaporkan bahwa 10 % merkuri yang berasal dari amalgam pada akhirnya terakumulasi di dalam organ-organ tubuh (McCandless;2003)
Merkuri metalik larut dalam lemak dan didistribusikan keseluruh tubuh. Merkuri metalik dapat menembus Blood-Brain Barier (B3) atau Plasenta Barier. Keduanya merupakan selaput yang melindungi otak atau janin dari senyawa yang membahayakan. Setelah menembus Blood-Brain Barier, merkuri metalik akan terakumulasi dalam otak. Sedangkan merkuri yang menembus  Placenta Barier akan merusak pertumbuhan dan perkembangan janin.
Bentuk kimia merkuri mempunyai pengaruh terhadap pengendapannya. Secara umum ada tiga bentuk merkuri, yaitu:
·         Unsur merkuri mempunyai tekanan yang  tinggi dan sukar larut di dalam air. Pada suhu kamar kelarutannya dalam air sekitar 60mg/L dan 5-50 mg/L dalam lipida. Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung ke dalam bentuk ionik. Uap merkuri hadir dalam bentuk monoatom yang apabila terserap ke dalam tubuh akan dibebaskan ke dasar alveoler.
·         Merkuri anorganik. Senyawa merkuri anorganik terjadi ketika merkuri dikombinasikan dengan elemen lain seperti klorin (Cl ), sulfur atau oksigen. Senyawa-senyawa ini biasa disebut garam-garam merkuri. Senyawa merkuri anorganik berbentuk bubuk putih atau kristal, kecuali merkuri sulfida (HgS) yang biasa disebut Chinabar adalah berwarna merah dan akan menjadi hitam setelah terkena sinar matahari. Senyawa Hg anorganik digunakan sebagai fungisida. Garam-garam merkuri anorganik termasuk amoniak merkurik klorida dan merkuri iodide digunakan untuk cream pemutih kulit. Merkuri chlorida (HgCl2) adalah sebagai antiseptic atau disinfektan. Pada waktu lampau, merkurous klorid digunakan dalam dunia kedokteran untuk obat penjahar (urus-urus), obat cacing dan bahan penambal gigi. Senyawa kimia lain yang mengandung merkuri masih digunakan sebagai anti bakteri. Produk ini termasuk mercurochrome (mengandung 2% merkuri sulfida) dan merkuri oksida digunakan untuk zat warna pada cat, sedangkan merkuri sulfida digunakan pula sebagai pewarna merah pada tattoo. Merkuri klorida juga digunakan sebagai katalis, industri baterai kering, dan fungisida dalam pengawetan kayu. Merkuri asetat digunakan untuk sintesa senyawa organomerkuri, sebagai katalis dalam reaksi-reaksi polimerisasi organik dan sebagai reagen dalam kimia analisa2. Senyawa-senyawanya banyak digunakan sebagai disinfektan, pestisida, bahan cat, antiseptik, baterai kering, photografi, di pabrik kayu dan pabrik tekstil. Spesies ion merkuri merupakan hasil dua tahapan oksidasi dari logam merkuri. Ion merkuri dapat membetnuk garam tersebut sangat mudah larut dalam air dan sangat toksik, sebaliknya garam merkuro yang terbentuk dari ion merkuro tidak larut dalam air dan kurang toksisk. Kendati demikian, toksisitas merkuri anorganik ternyata telah dikenal sejak abad ke-18 dan ke-19 dengan gejala tremor pad aorang dewasa. Gejala tremor yang muncul pada abad ke 18 disebut ‘hatter’s shakes’ (topi bergoyang) karena pada saat itu banyak pekerja di pabrik topi dan wol menderita gejala tersebut. Gejala berlanjut dengan tremor toto muka, yang kemudian merambat ke jari-jari tangan. Bila keracunan berlanjut maka tremor akan terjadi pada lidah, berbicara terbata-bata, berjalan terlihat kaku dan hilang keseimbangan serta hilangnya daya ingatan. Pada akhirnya keracunan kronis akan mengakibatkan kematian.
·         Merkuri organic merupakan bentuk senyawa organologam dimana logam merkuri berikatan langsung dengan unsur karbon, contohnya metal merkuri.
Banyak jenis organomerkuri, tetapi yang paling populer adalah metilmerkuri (dikenal dengan monometilmercuri) CH3 — Hg — COOH. Pada waktu yang lampau, senyawa organomerkuri yang dikenal adalah fenilmerkuri yang digunakan dalam beberapa produk komersial. Organomerkuri lainnya adalah dimetilmerkuri (CH3 — Hg — CH3) yang juga digunakan sebagai standar referensi tes kimia.  Saluran pernapasan merupakan jalan utama penyerapan merkuri dalam bentuk unsur. Karena sifatnya yang larut dalam lipida, maka pengendapan dan akumulasinya dapat mencapai sekitar 80 % dan merkuri memungkinkan melintasi kulit pada tubuh manusia. Senyawa merkuri organik adalah merupakan senyawa merkuri yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena beberapa alasan, diantaranya:
Ø  Dapat larut dalam lapisan lemak pada kulit yang menyelimuti korda saraf.
Ø  Metil merkuri dapat diserap secara langsung melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%.
Ø  Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan apabila terserap ke tubuh, ia akan terikat dengan protein sulfuhidril seperti sistein dan glutamin.
Ø  Sekitar 90% dari metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah dan metil merkuri juga dijumpai pada jala rambut. Menurut Irvingetal, jumlah merkuri yang terserap ke dalam akar rambut adalah berbanding lurus dengan konsentrasi metil merkuri di dalam darah.

C.      Dampak Merkuri Bagi Kesehatan
Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat dengan nomor atom 80 dan berat atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang dalam kerak bumi, dan relatif terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik dan endapan-endapan mineral biji dari logam-logam berat. Merkuri digunakan pada berbagai aplikasi seperti amalgam gigi, sebagai fungisida, dan beberapa penggunaan industri termasuk untuk proses penambangan emas. Dari kegiatan penambangan tersebut menyebabkan tingginya konsentrasi merkuri dalam air tanah dan air permukaan pada daerah pertambangan. Elemen air raksa relatif tidak berbahaya kecuali kalau menguap dan terhirup secara langsung pada paru-paru.
Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia adalah methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikel mercuric khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi persenyawaan methyl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama merkuri berbentuk metal (logam) dan menyebabkan tidak berfungsinya otak, gelisah/gugup, ginjal, dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).
Methyl mercury terakumulasi pada rantai makanan, sebagai contoh adalah merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang hidup pada perairan yang tercemar merkuri. Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi senyawa ini berubah bentuk secara cepat pada lingkungan menjadi bentuk merkuri anorganik. Dari survei efek bahaya, merkuri ini adalah bersifat racun bagi semua bentuk kehidupan, dan bersifat lambat untuk dikeluarkan dari tubuh manusia. Methyl mercury beracun 50 kali lebih kuat daripada merkuri anorganik.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan, kadar merkuri maksimum di dalam air adalah 0,001 mg/l.

D.     Bahaya Merkuri Pada Kosmetik
Penggunaan Merkuri sebagai bahan pemutih merupakan satu yang masih tersisa dan kendati menyalahi aturan, masih tetap saja dipasar-bebaskan sebagai bahan berkhasiat dalam krim pemutih kulit. Merkuri inorganik dalam krim pemutih (yang mungkin tak mencantumkannya pada labelnya) bisa menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama. Penggunaan Merkuri walau tidak seburuk efek merkuri gugusan yang tertelan (yang ditemukan dalam ikan yang tercemar dan termakan), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu memasuki sistem saraf tubuh demikian penjelasan Dr.Silviani Sri Rahayu,Sp.Kk dari Rumah Sakit JMC-Jakarta.
Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan sistem saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan, gangguan penglihatan, gerakan tangan abnormal (ataxia), gangguan emosi, gagal ginjal, batu ginjal. Oleh karena umumnya tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus keracunan merkuri, sering salah di diagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit gangguan otak.Bagi mereka yang memakai krim pemutih sebaiknya perlu selalu mewaspadai jika tidak jelas apa kandungan bahan kimiawinya
Pemakaian kosmetik yang mengandung Merkuri dapat mengakibatkan:
1.      Dapat memperlambat pertumbuhan janin
2.      mengakibatkan keguguran (Kematian janin dan Mandul)
3.      Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian dihentikan, flek itu dapat / akan timbul lagi & bertambah parah (melebar).
4.      Efek REBOUND yaitu memberikan respon berlawanan (KULIT AKAN MENJADI GELAP/KUSAM SAAT PEMAKAIAN KOSMETIK DIHENTIKAN).
5.      Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat parah (lebar).
6.      Dapat mengakibatkan kanker kulit.

E.      Mekanisme Merkuri sebagai Pemutih
Sebagai pemutih kulit, merkuri bekerja dengan mengatur produksi melanin dan memudarkan noda-noda hitam pada kulit. Jumlah melanin menentukan kepadatan pigmentasi dan kegelapan kulit seseorang. Mercury dapat menghambat kerja enzim tirosinase yang berarti merusak   sel melanosit  untuk memproduksi melanin. Mercury bekerja dengan membendung dan menekan melanin di lapisan dalam kulit,  zat exfloating (zat pengelupasan untuk kulit) yang terkandung didalam mercury menyebabkan terjadinya pengelupasan kulit yang tidak wajar secara terus menerus  tanpa disertai pemberian nutrisi  yang baik bagi sel , sehingga permukaan kulit tampak putih pucat. Melanin yang terbendung ini akan jebol ketika pemakaian krim mercury dihentikan, akibatnya kulit wajah akan terlihat gelap (lebih gelap dari sebelum memakai krim mercury) & beberapa pengguna bahkan  dipenuhi flek-flek hitam.
Tetapi bila pemakaian Krim mercury diteruskan hal ini dapat menyebabkan kanker kulit dikarenakan kulit  tidak mendapat  perlindungan dari radiasi sinar matahari seperti : basal cell carcinoma, malignant melanoma, malignum melanoma, dsb
Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui kulit, kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya GAGAL GINJAL YANG SANGAT PARAH (BISA MENYEBABKAN KEMATIAN) Merkuri dalam krim pemutih (yang mungkin tidak tercantum pada labelnya) dapat menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama.
Walau tidak seburuk efek merkuri yang tertelan (dari makanan ikan yang tercemar), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu ,memasuki system saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan system saraf, seperti tremor (gemetar), insomnia (tidak bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan emosi, depresi dll.
Oleh karena umumnya tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus keracunan merkuri sering didiagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit gangguan otak. Setelah sekian lama, kosmetik tsb akan diserap melalui kulit dan dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh, akhirnya merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal, sehingga menyebabkan gagal ginjal yang sangat parah bagi pemakainya.
Produk kosmetik yang dipakai tersebut akan menyebabkan iritasi parah pada kulit, yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan menyebabkan kulit menjadi mengkilap secara tidak normal. Kondisi tersebut telah banyak dikeluhkan oleh para konsumen yang sudah terlanjur menggunakan produk-produk kosmetik illegal tersebut. 100%

Daftar Pustaka

Irwan, Syaputra. Efek Toksok Merkuri Metalik Hgo. Available at http://www.forumsains.com/artikel/efek-toksik-merkuri-metalik-hgo/
Dipi. 2007. Cara Merkuri Meracuni Tubuh. Available at http://tentangdipi.multiply.com/journal/item/63/Bahaya_Merkuri

Irawan, Syaputra. 2009 Toksisitas dan transformasi merkuri. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/khelasi-merkuri/toksisitas-dan-transformasi-merkuri/

Kaim, wolfgang. 1951, Bioinorganik Chemistry : Inorganic Element In The Chemistry Of Life : An Introduction and Guide. England  John Wiley & Sons.
Palar, Heryanto. 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta. Rineke Cipta.
Lestari, Trilianty

Comments

Popular Posts